Landasan teoris penggunaan media pembelajaran dan sumber media
LANDASAN TEORIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
Di Susun Oleh :
Nama: Maulida (1502090001)
: Fathinanda Vyatri (1502090002)
: Eka Riana (1502090003)
: Yulia Ramus (1502090004)
Semester: IV
Mata Kuliah: Sumber dan Media Pembelajaran
Prodi: PGSD
Dospen: Drs. Hambali
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas Rahmat dan kesempatan yang Allah berikan kepada kami. Sehingga kami diberikan kesempatan untuk bisa menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “landasan teoritis penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar. Selawat beriring salam kami hantarkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Karena beliaulah kami sampai detik ini bisa mengikuti pelajaran, dan belajar ilmu pengetahuan sebagaimana mestinya.
Tidak luput dari itu semua makalah yang telah kami susun pasti memiliki kekurangan. Disini kami menerima bermacam bagai kritik dan bisa membantu kami untuk lebih baik di masa mendatang. Makalah kami tidak sempurna, namun kami ingin bagi yang membaca makalah kami bisa memberikan masukan untuk kami. Kami sangat memerlukan masukan dari sekalian pembaca. Agar kalian sudi memberikan saran untuk kami, agar kami bisa memperbaikinya lain kali.
Demikian makalah dari kami agar bisa sedikit membantu pembaca dalam hal pembelajaran. Sekian untuk ini dan kami ucapkan terima kasih bagi pembaca sekalian. Kami sudah berusaha sebaik mungkin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB l PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB ll PENDAHULUAN 3
2.1 Pengertian Media Pembelajaran 3
2.2 Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran 3
2.3 Sumber Belajar 7
2.4 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar 9
BABA lll PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Landasan teori merupakan bagian yang berisi teori-teori yang akan kita gunakan untuk menjelaskan fenomena yang sedang kita teliti. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu, teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, dan manusia.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Agar penggunaan media pembelajaran berlangsung efektif, guru sebaiknya memahami gaya-gaya belajar siswa, Gaya belajar adalah karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespon lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
b. Jelaskan beberapa landasan media pembelajaran?
c. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara media pembelajaran dengan sumber belajar?
d. Dan bagaimana cara agar media pembelajaran berlangsung dengan efektif?
e. Serta apa yang dimaksud dengan sumber belajar?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui tentang media pembelajaran
b. Dapat menjelaskan beberapa landasan media pembelajaran
c. Dapat mengetahui persamaan dan perbedaan tentang media pembelajaran dengan sumber belajar
d. Dan dapat mengetahui cara agar media pembeljaran berlangsung dengan efektif
e. Serta dapat mengetahui pengertian sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan- pesan pembelajaran. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu, teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, dan manusia.
2.2 Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis dan empiris.
1. Landasan filosofis
Menurut Daryanto (2010:12) memaparkan landasan filosofis penggunaan media pembelajaran yaitu bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
2. Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu: Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran.
Ada beberapa pendapat dari beberapa para ahli landasan psikologis dalam penggunaan media pembelajaran, diantaranya:
a. Teori Perkembangan Kognitif Jean Peaget
Jean Peaget, seorang psikolgis dan pendidik yang terkenal karena teori pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan yang berbeda-beda dalam perkembangan intelegensi anak. Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan antara lain pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
b. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Kajian psikologis mengatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkret ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat di antaranya:
bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation ). Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa.
Bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.
Membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).
3. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.
4. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajaran, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Agar penggunaan media pembelajaran berlangsung efektif, guru sebaiknya memahami gaya-gaya belajar siswa, Gaya belajar adalah karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespon lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil. Adapun gaya-gaya belajar siswa menurut para ahli sebagai berikut:
a. Gaya belajar menurut David Kolb
David Kolb mengklasifikasikan gaya belajar siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:
Concrete Experience (CE)
Abstract conceptualization (AC)
Reflective observation (RO)
Active experimentation (AE)
b. Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestik
Secara umum ada tiga macam gaya belajar, yaitu:
Gaya belajar visual, gaya belajar ini menitikberatkan melalui apa yang dilihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Gaya belajar yang bersifat ekternal, ia menggunakan materi atau media yang bisa dilihat. Materi atau media yang digunakannya berupa buku, poster, majalah dan lain-lain. Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi. Ciri-ciri belajar visual adalah mengingat dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah untuk dengan intruksi lisan,pembaca cepat dan tekun dan lain-lain.
Gaya Belajar Auditori, Gaya belajar ini cendrung menggunakan pendengaran atau audoi sebagai sarana dalam melakukan pembelajaran. Gaya belajar auditori yang bersifat ekternal adalah dengan mengeluarkan suara. Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal adalah memerlukan suasana yang tenang atau hening sebelum mempelajari sesuatu. Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri pada saat bekerja, sulit menulis tapi mudah bercerita dan lain-lain.
Gaya Belajar Kinestik, Orang yang bergaya belajar kinestik belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Gaya belajar jenis ini yang bersifat ekternal adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan dan sebagainya. Sedangkan gaya belajar yang bersifat internal lebih menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal. Ciri-ciri gaya belajar ini adalah berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian dan lain-lain.
2.3 Sumber Belajar
Menurut Januszewski dan Molenda, 2008:213 istilah sumber belajar dipahami sebagai perangkat, bahan(materi), peralatan, pengaturan, dan orang dimana pembelajaran dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja. Menurut Seels dan Richey, 1994: 12, menyatakan bahwa sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan pembelajaran.
Sumber disini bukan hanya terbatas pada peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar, melainkan juga orang, anggaran dan fasilitas. Sumber belajar disini mencakup semua yang tersedia untuk membantu individu belajar dan menunjukkan kemampuan kompetensinya.
Berdasarkan definisi sumber belajar diatas, maka media pembelajaran dan sumber belajar memiliki persamaan di suatu sisi dan juga perbedaan di sisi lain.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran [1]
Macam-macam Sumber Belajar Paling Efektif, diantaranya:
Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya.
Bahan: buku, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya.
Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis.
Pendekatan/ metode/ teknik: diskusi, pemecahan masalah, permainan, percakapan biasa, diskusi.
2.4 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
A. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.
Sebagai makhluk hidup, siswa selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam system tersebut.
Lingkungan merupakan kesatuan ruang semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan prilkunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk siswa. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa. Jadi, kapan saja dan di mana saja, ketika ada interaksi antara pebelajar dengan sumber belajar. Tentu saja guru bukan satu-satunya sumber belajar. Apapun, baik lingkungan, nuansa, alat, bahan-bahan lain bisa berfungsi sebagai sumber belajar.
B. Jenis-jenis Lingkungan sebagai Sumber Belajar.
Kita telah mengenal adanya tiga jenis lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu :
Lingkungan Sosial.
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi sosial dengan kehidupan bermasyarakat seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur kepemerintahan dan agama. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan social sebagai sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, Rukun Tetangga dan sebagainya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
Lingkungan Alam.
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiyah seperti keadaan geografi, iklim, suhu, udara, musim, dan lain sebagainya. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh peserta didik dengan cara-cara yang telah disebutkan sbelumnya. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adlah-adalah kerusakan-kerusakan alam termasuk faktor penyebabnya.
Lingkungan Buatan.
Di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami ada juga disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari beberapa aspek prosesnya, pemanfaatannya, pemeliharaannya serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Ketiga lingkungan belajar di atas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perencanaan yang seksama oleh guru bidang studi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan peserta didik atau dalam waktu khusus yang sengaja disipkan pada akhir semester atau pertengahan semester.
C. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.
1. Menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
Penggunaan cara atau metode yang bervariasi merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kegiatan belajar mengajar. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Para guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran harus mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya.
2. Membawa siswa untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam belajar.
Belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan serta intelektual.
Perkembangan fisik.
Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik siswa.
Perkembangan aspek keterampilan sosial.
Lingkungan secara alami mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa yang lain. Pada saat siswa mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temannya tersebut mendekati siswa yang lain sehingga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh siswa. Pemanfaatannya akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.
Perkembangan intelektual.
Siswa belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk, dan ukuran.
Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami siswa di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan siswa untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada di lingkungan sekitar.
Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan siswa. Namun guru juga harus memiliki dalam mengembangkan pembelajaran siswa dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.
D. Prosedur Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.
Apabila kita menginginkan siswa memperoleh hasil belajar yang banyak dan bermakna dari sumber belajar lingkungan, maka kita perlu membuat persiapan yang matang. Tanpa persiapan belajar siswa tidak akan terkendali dengan baik sehingga akan berpengaruh terhadap terjadinya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perlu kita ketahui bahwa ada tiga langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu :
Langkah perencanaan.
Perencanaan menempati bagian yang penting. Melalui perencanaan yang matang, yang disusun secara sistematis, dalam pola pemikiran yang menyeluruh akan memberikan landasan yang kuat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan proses pembelajaran. Guru selaku pengelola kegiatan belajar harus mengetahui dan memahami tentang apa-apa yang harus direncanakan.
2. Langkah pelaksanaan.
Pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan secara efektif dan efesien agar hasilnya optimal sesuai dengan yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan belajar harus dapat meningkatkan dan memotivasi aktivitas siswa sehingga siswa dapat menikmati bahwa lingkungan sebagai sumber belajar benar-benar dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari.
3. Langkah tindakan lanjut (follow up).
Langkah ini untuk menindak lanjuti hasil kegiatan pembelajaran. Sehingga apabila ada siswa yang belum mengerti atau memahami lingkungan sebagai sumber belajar dibimbing dan diarahkan sesuai dengan materi pembelajaran. Sedangkan bagi siswa yang sudah memahami dapat melanjutkan kegiatannya lebih mendalam sehingga lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak manfaatnya.
BAB lll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan- pesan pembelajaran. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu, teks, media audio, media visual, media proyeksi gerak, dan manusia. Ada beberapa landasan pengunaan media pembelajaran diantaranya landasan filosofis, landasan psikologis, landasan teknologi dan landasan empiris.
Adapun gaya-gaya belajar siswa menurut para ahli sebagai berikut: Gaya belajar menurut David Kolb dan gaya belajar visual, auditori, dan kinestik. Menurut Seels dan Richey, 1994: 12, menyatakan bahwa sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan pembelajaran.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan bisa memahami tentang landasan teoritis penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar. Jikalau ada yang kurang berkenan bagi para membaca maka kami berharap agar mendapat kritikan atau masukan untuk dapat membuat makalah ini menjadi bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Komentar
Posting Komentar