Motivasi belajar
MOTIVASI BELAJAR
Dosen Pengampuh Dr.Hambali,M.Pd
Disusun Oleh:
HAMBALI 1502090014
KHALDUN RAHMATSYAH 1502090038
ELI SUSANTI 1502090039
DESSI MOULIANI 1502090005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN, ACEH 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang lagi maha pengasih lagi maha penyayang ,kami panjatkan Puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat hidayah, dan inayahnya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah MOTIVASI BELAJAR tepat pada waktunya. Bahasan kali ini mengupas mengenai motivasi belajar , yang tentunya dalam makalah ini lebih dikerucutkan mengenai motivasi dalam pembelajaran.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu kami sangat terbuka terhadap berbagai kritikan sebagai bentuk penyempurna makalah ini. Semoga kedepan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan ajar mata kuliah Pendidikan khusus jurusan PGSD.
Bieruen, September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB I ( PENDAHULUAN )
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 2
BAB II ( PEMBAHASAN )
2.1 Pengertian Motivasi Belajar............................................................................................. 3
2.2 Tujuan Motivasi................................................................................................................ 5
2.3 Asas, Alat dan Jenis Mootivasi........................................................................................ 6
2.4 Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrisik........................................................................ 7
2.5 Setrategi Menumbuhkan Motivasi Belajar ...................................................................... 8
2.6 Teori Motivasi................................................................................................................ 10
BAB III ( PENUTUP )
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalahmotivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.Motivasimempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa.
Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.
Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai,akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atauanak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis menyimpulkan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Motivasi Belajar
2. Apa Tujuan Motivasi
3. Apa Saja Asas, Alat Dan Jenis Motivasi
4. Bagaimana Motivasi Intrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik
5. Bagaiman Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
6. Bagaimana Teori Motivasi
1.3 tujuan penulisan
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Motivasi Belajar
2. Untuk Mengetahui Tujuan Motivasi
3. Untuk Mengetahui Asas, Alat Dan Jenis Motivasi
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Motivasi Intrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik
5. Untuk Mengetahui Bagaiman Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Teori Motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Engertian Motivasi Belajar
Morgan et al. (dalam Marwansyah dan Mukaram, 2002: 151) menjelaskan bahwa : "motivasi merupakan kekuatan yang mengendalikan dan menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu". Barton dan Martin (dalam Marwansyah dan Mukaram, 2000: 151) menjelaskan bahwa: "motivasi merupakan kekuatan yang menggerakkan perilaku yang memberi arah pada perilaku dan mendasari kecenderungan untuk tetap menunjukkan perilaku tersebut."
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini mempakan suatu pertanda, bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bergayut dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnva sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
Morgan (dalam Soemanto, 2001: 194) menjelaskan motivasi bertalian dengan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah "keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan daripada lingkah laku tersebut (good or ends of such behavior). Senada dengan Morgan, lebih lanjut Hamalik (2002: 173-174) menjelaskan bahwa "motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam peribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan". Pendapat di atas, mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu :
1) motivasi dimulai dengan adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam organisme manusia. Contoh adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui,
2) motivasi ditandai timbulnya perasaan (affective arousal) mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak. Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Contoh siswa terlibat dalam diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan, dia akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat.
3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah ke arah pencapaian tujuan. Contoh siswa ingin mendapat hadiah, maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, mengikuti tes, dan sebagainya.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
B. Tujuan motivasi
Penelitian Willian James mengungkapkan bahwa seseorang akan dapat menggunakan hampir 80% kemampuan mereka, apabila ia termotivasi dengan baik. Tujuan utama meningkatkan motivasi adalah untuk meningkatkan kinerja (performance). Kinerja memang dipengaruhi oleh motivasi. Ingat bahwa, Performance merupakan fungsi dari Compenent dan Commitment. Sedangkan komitmen yang merupakan gabungan dari konfiden (percaya diri) dan motivasi.Lebih spesifik, peningkatan motivasi diperlukan untuk:
Menggairahkan dan meningkatkan semangat
Meningkat moral dan kepuasannya
Meningkatkan kinerja, loyalitas, disiplin, keefektivan
Meningkatkan kreativitas dan partisipasi
Menumbuhkan suasana lingkungan yang lebih kondusif
Mempertinggi rasa tanggung jawab,
dan lain-lain
C. Asas, Alat dan Jenis Motivasi
Motivasi timbul akibat adanya rangsangan dari luar (eksternal) . Motivasi juga dapat timbul dari dalam diri (internal). Sehingga, memotivasi orang lain, adalah kegiatan untuk menciptakan kondisi di luar diri orang tersebut, agar timbul dorongan kuat dalam diri mereka untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu. Sedangkan memotivasi diri sendiri, artinya kita menciptakan kondisi tersebut oleh dan untuk diri sendiri.
a. Asas Motivasi
Hal pokok yang menentukan keberhasilan dalam memotivasi orang lain adalah pada “mutu proses komunikasi” antara pemotivasi dan yang dimotivasi. Karena itu, ada beberapa asas yang patut dijadikan pegangan dalam memotivasi, yaitu :
Keikutsertaan untuk ikut serta mengambil tindakan, diajak omong, di”orang”kan.
Komunikasi yang jelas dan bermutu dengan cara menjelaskan: apa, bagaimana, untuk apa, mengapa.
Pengakuan yang artinya memberikan penghargaan, pujian atas prestasi
Pendelegasian wewenang yang berarti pemberian kepercayaan akan kemampuan
Kejujuran (apa-apa yang sudah menjadi komitmen harus ditaati, janji harus dipenuhi)
Keadilan dan kelayakan dalam pemberian reward maupun punishment,
.
b. Alat Komunikasi
Untuk menciptakan kondisi (memotivasi) dibutuhkan “alat”. Umumnya alat itu berupa :
Insentif Materiil seperti misalnya uang, barang, rumah, dll., yang diberikan guna memberikan kepuasan pada kebutuhan EKONOMIS, atau
Insentif NONmaterial seperti pemberian piagam, medali, bintang jasa, dll., guna pemberian kepuasan / kebanggaan rohani.
Dalam praktik kedua alat itu, sangat umum dipakai bersama-sama.
c. Jenis Motivasi
Terdapat dua jenis motivasi yaitu :
1. Motivasi Positif. Artinya pemberian motivasi yang dilakukan melalui pemberian hadiah bagi yang berprestasi, diharapkan mereka akan dapat lebih berprestasi.
Motivasi
3. Negatif. yaitu pemberian motivasi yang dilakukan dengan memberi hukuman bagi ya ng bersalah, tentunya, agar mereka tidak mengulangi kesalahan.
Pemberian hukuman, memang efektif untuk mencegah/mengurangi kesalahan. Namun, sikap untuk tidak berbuat salah, tidak otomatis meningkatkan gairah bekerja atau dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi lebih baik. Karena itu, umumnya kedua jenis motivasi ini digunakan
dalam porsi dan waktu yang tepat
D. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Beberapa definisi motivasi yang telah diuraikan mengacu pada faktor-faktor personal, seperti kebutuhan, minat, kuriositas, dan kesenangan. Sementara itu beberapa definisi yang lain menunjuk kepada faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor eksternal, seperti hadiah, pujian, tekanan sosial, atau hukuman. Motivasi yang muncul dari faktor-faktor seperti minat, atau kuriositas dinamakan motivasi intrinsik, sedangkan motivasi yang timbul dari keinginan untuk mendapatkan pujian atau hadiah dan menghindari hukuman dinamakan motivasi ekstrinsik (Woolfolk, 1993: 337).
Bila individu secara intrinsik termotivasi maka individu tersebut tidak membutuhkan insentif atau perangsang atau hukuman untuk membuatnya beraktivitas karena akrivitas itu sendiri sudah merupakan hadiah. Sebaliknya individu yang melakukan aktivitas karena motivasi ekstrinsik maka individu tersebut beraktivitas hanya untuk mendapatkan hadiah, menghindari hukuman, menyenangkan guru, atau demi beberapa alasan lain yang memiliki kaitan sedikit sekali dengan aktivitas yang dilakukan. Sesungguhnya tidak ada rasa tertarik yang muncul dari dalam diri individu tersebut untuk melakukan aktivitas yang sedang dikerjakan.
Hasil meta analisis Soedomo (2001: 81) menemukan bahwa anak-anak yang dijanjikan hadiah untuk melakukan suatu kegiatan dapat menyelesaikan kegiatan tersebut dalam waktu yang lebih singkat daripada anak-anak yang diberikan hadiah tanpa pemberitahuan atau tanpa hadiah sama sekali. Artinya, motivasi ekstrinsik masih diperlukan umuk mendorong individu dalam beraktivitas. Nur et al. (2001: 124) mempertegas bahwa tergantung kepada aktivitas yang dilakukah dan cara pemberiannya, motivasi ekstrinsik dapat meningkatkan minat, menurunkan minat, atau tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Selanjutnya Winkel (1984: 27) menjelaskan bahwa motivasi belajar terbagi atas dua bentuk yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang di dalamnya terkadang aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Contoh siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya oleh orang tuanya. Motivasi intrinsik merupakan bentuk motivasi yang di dalamnya mengandung aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Contoh siswa belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya.
Untuk memperjelas uraian ini maka berikut ini dikemukakan dimensi dan indikator motivasi berdasarkan teori motivasi bdajar dari Good & Brophy (1990: 418) sebagai berikut:
1. dimensi intrinsik dengan indikatomya: dorongan untuk teriibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, dorongan untuk belajar secara mandiri, dan
2. dimensi ekstrinsik dengan indikatomya dorongan untuk menghindari hukuman guru, dorongan untuk mendapatkan pujian dari guru, dorongan untuk menyenangi hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman.
Kegiatan belajar di sekolah memerlukan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Woolfolk: 1993: 337). Beberapa aktivitas belajar memang dapat menarik minat siswa. Guru dapat membangkitkan motivasi intrinsik siswa dengan memacu kuriositas dan membuatnya merasa memerlukan apa yang dipelajari. Akan tetapi motivasi intrinsik tidak dapat diharapkan sepenuhnya mendukung kegiatan belajar. Terdapat situasi di mana hadiah dan dorongan eksternal lainnya diperlukan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru harus mendorong dan memelihara motivasi intrinsik sambil menyiapkan motivasi ekstrinsik dengan tepat.
E. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi dalam belajar
2. Pemberian Hadiah
Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi. Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.
3. Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Ajarkan kepada siswa cara belajar yang baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara kelompok. Dengan cara ini siswa diharapkan untuk lebih termotivasi dalam mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan metode yang bervariasi.
Guru hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
F. TEORI MOTIVASI
a. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungansertapengakuan)
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b. teori Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
c. Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
d. Achievement Theoryteori Achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Tujuan utama meningkatkan motivasi adalah untuk meningkatkan kinerja (performance). Kinerja memang dipengaruhi oleh motivasi. Ingat bahwa, Performance merupakan fungsi dari Compenent dan Commitment. Sedangkan komitmen yang merupakan gabungan dari konfiden (percaya diri) dan motivasi. Motivasi yang muncul dari faktor-faktor seperti minat, atau kuriositas dinamakan motivasi intrinsik, sedangkan motivasi yang timbul dari keinginan untuk mendapatkan pujian atau hadiah dan menghindari hukuman dinamakan motivasi ekstrinsik (Woolfolk, 1993: 337).
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
2. Pemberian Hadiah
3. Saingan/kompetisi.
4. Pujian
5. Hukuman dan lain sebagainya.
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
3.2 Pesan Dan Saran
Hendaknya bagi para guru agar lebih memperhatikan motivasi belajar belajar siswa baik dari segi intrinsik maupun ekstrimsik, hal ini untuk meningkatkan persentase keberhasilan proses belajar siswa.
Komentar
Posting Komentar